KONFLIK PERBATASAN ANTARA CHAD – LIBYA
(STUDI KASUS JALUR AOUZOU)
RADITYA SURYA 1511200
PUTRA ALAM 1511200
NIKITA ROSALIA 151120017
PRISKA SEPTIANISA 151120023
JESSICA FABIONE 151120032
MARIALA ARIDYNA 1511200
HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN VETERAN YOGYAKARTA
2015
A. LATAR
BELAKANG
Konflik perbatasan antara Chad dan Libya merupakan
sebuah konflik militer sporadis yang terjadi di wilayah bagian utara Chad yang
berbatasan langsung dengan wilayah Negara Libya, daaerah ini dikenal dengan
jalur Aozou. Konflik ini berlangsung selama kurang lebih sepuluh tahun, mulai
dari tahun 1978 sampai tahun 1987. Awal permasalahan konflik perbatasan ini adalah Perang Saudara
Chad di Chad utara pada tahun 1968, dimana terdapat intervensi Libya yang cukup
signifikan. Perang saudara ini terjadi antara kaum muslimin dan kaum nasrani
Chad. Intervensi Libya didorong oleh adanya rasa solidaritas atas nama kesamaan
etnis dan agama, Libya memberikan dukungan dan bantuan kepada muslim Chad yang
mendominasi jalur Aozou. Tidak hanya sekedar ingin mendukung, dalam perkembangannya ternyata Libya
mulai berupaya mengklaim jalur Aozou.
Awal mula terlibatnya militer dalam
perang ini dimulai tahun 1978, dimana Libya memberikan bantuan pelindung,
artileri, angkatan udara dan infantri, dan mengambil bagian terbesar dalam
mengamati dan berperang. Latar belakang ini akhirnya berubah pada tahun 1986,
saat perang akan berakhir, pasukan Chad seluruhnya bersatu dan merebut Chad
Utara. Setelah
terebutnya Chad Utara , Libya dan Chad terlibat dalam Perang Toyota dimana
dalam konflik ini menggunakan mobil – mobil Toyota sebagai kendaraan perangnya. Pasukan
Libya dapat dikalahkan dan dipukul mundur oleh Chad, dan juga mengakhiri
konflik ini.
Alasan keikutsertaan Libya dalam hal ini
adalah presiden Muammar Al-Gaddafi yang berkuasa tahun
1969 dalam konflik di Chad adalah ambisinya atas daerah Jalur Aouzou, bagian
paling utara Chad yang diklaim sebagai bagian dari Libya berdasarkan sebuah
perjanjian yang belum disahkan pada saat periode kolonial. Pada tahun 1972,
ambisi Libya untuk menguasai Jalur Aouzou terwujud , dimana didirikannya negara
bagian republik Islam di bawah naungan Libya, yang akan membawa hubungan dekat
dengan Libya, dan mengambil alih Jalur Aouzou, mengusir kekuasaan Perancis dari
daerah itu, dan menggunakan Chad sebagai tempat untuk memperluas kekuasaannya
di Afrika Tengah.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah :
1.
Apa penyebab utama konflik perbatasan Chad – Libya di
tahun 1978 sampai 1987 ?
2.
Bagaimana upaya penyelesaian konflik perbatasan Chad –
Libya melalui Mahkamah Internasional ?
C. PEMBAHASAN
I.
Perang Saudara di Chad tahun 1968
Chad
merupakan sebuah negara yang terletak di Afrika Tengah. Di bagian utara negara
ini berbatasan langsung dengan Libya , di bagian selatan Republik Afrika Tengah
, sebelah barat berbatasan dengan Niger dan sebelah timur berbatasan dengan
Sudan. Negara Chad dijuluki dengan jantung mati Afrika, karena di sebagian
besar kawasan ini beriklim gurun. Chad merupakan negara jajahan Perancis pada
masa Perang Dunia II, kolonialisasi ini berlangsung lama hingga tahun 1960
negara Chad merdeka dengan Francois Tombalbaye sebagai presiden terpilih
pertamanya.
Pasca kemerdekaan , kondisi keamanan
di Chad tidak stabil. Berbagai konflik pertikaian yang menyangkut SARA terjadi
di beberapa tempat. Umumnya melibatkan warga Arab Muslim di wilayah utara
dengan warga Nasrani di wilayah bagian selatan. Penduduk muslim merasa tidak
puas dengan kepemimpinan Presiden Francois Tombalbaye. Perang Sipil Pertama Chad dimulai pada tahun 1965 dan
berakhir pada tahun 1979 , dengan kerusuhan dan pemberontakan melawan
pemerintahan Presiden Chad François Tombalbaye, yang dikenal untuk
otoritarianisme dan ketidakpercayaan demokrasi. Keikutsertaan Libya dalam
konflik ini ialah berawal dari pemberontakan yang terjadi di tahun 1968 yang
mellibatkan warga Muslim di Chad
terhadap Presiden Chad Francois Tombalbaye. Selalu ada hubungan kuat di daerah
perbatasan Chad dan Libya, sehingga Raja Libya Idris I merasa perlu untuk
memberikan bantuan kepada FROLINAT ( Muslim ), dan juga untuk mempertahankan
hubungan baik dengan Chad dan pelindungnya yakni Perancis. Raja Libya Idris I
membatasi bantuannya dengan hanya memberikan tempat perlindungan untuk
pemberontak muslim dan bantuan logistik , tidak memberikan bantuan senjata.
Namun, hal ini berubah seiring terjadinya kudeta pada
1 September 1969 di Libya. Kudeta ini melengserkan Raja Idris I , sehingga
Muammar Qaddafi naik tahta. Lalu , Qaddafi mengklaim bahwa Jalur Aouzou
merupakan bagian dari wilayahnya berdasarkan perjanjian yang belum disahkan
oleh Perancis dan Italia tahun 1953. Pengklaiman
ini sudah dinyatakan pada tahun 1954, disaat Raja Libya Idris I
mencoba untuk menduduki jalur Aouzou, tetapi pasukannya dapat dikalahkan oleh
tentara Perancis.
II.
Konflik Jalur Aouzou Tahun 1978 – 1987
Keikutsertaan Libya dalam konflik Chad karena
Presiden Muammar Al-Gaddafi yang berkuasa tahun 1969 berambisi atas daerah
Jalur Aouzou, bagian terutara Chad yang diklaim sebagai bagian dari Libya
berdasarkan sebuah perjanjian yang belum disahkan pada saat pemerintahan
kolonial. Dalam rentang waktu kurang lebih sepuluh tahun masa konflik antara
Chad dan Libya, terjadi beberapa peristiwa penting diantaranya :
·
Pendudukan Jalur
Aozou
Keikutsertaan
Libya di Chad mulai terlihat pada tahun 1968, selama periode Perang Saudara
Chad dan pemberontak Muslim FROLINAT melaksanakan perang gerilya terhadap
Presiden Chad, Francois Tombalbaye yang beragama Kristen di daerah utara Chad,
yaitu di Prefektur BET. Selalu ada hubungan kuat di daerah perbatasan Chad dan Libya,
oleh karena itu Raja Libya Idris I merasa perlu untuk memberikan bantuan kepada
FROLINAT. Namun Raja Idris juga merasa perlu mempertahankan hubungan baik
dengan Chad dan Perancis. Sehingga Raja Libya Idris I membatasi bantuannya
dengan hanya memberikan tempat perlindungan untuk pemberontak FROLINAT dan
bantuan logistik, tidak memberi bantuan berupa senjata. Namun kondisi ini
berubah setelah berakhirnya kekuasaan Raja Libya Idris I yang digantikan oleh Presiden
Muammar Gaddafi. Presiden Muammar Gaddafi mengklaim Jalur Aouzou di daerah Chad
Utara.
Chad
dibawah pemerintahan Malloum, merupakan ancaman bagi kekuasaan Muammar Gaddafi
di jalur Aozou serta pengaruhnya di Chad. Presiden Muammar Gaddafi kembali
memberikan bantuan kepada FROLINAT. Sementara di internal FROLINAT sendiri
terjadi perpecahan. FROLINAT pro Libya dipimpin oleh Oueddei sedangkan yang
kontra Libya dipimpin oleh Habre. Presiden Muammar Gaddafi yang cenderung
ofensif, juga mulai melakukan serangan di Chad tengah yang dibantu pasukan
FROLINAT pro Libya. Akibat isu yang mengatakan Jalur Aozou digunakan oleh Libya
sebagai markas untuk intervensi lebih dalam di Chad, Malloum membawa kasus
pendudukan Aozou ke PBB dan Organisasi Kesatuan Afrika. Malloum juga
membutuhkan sekutu baru, oleh karena itu ia bernegosiasi dengan FROLINAT kontra
Libya.
Persetujuan
Malloum dan Habre dianggap oleh Gaddafi sebagai ancaman serius atas pengaruhnya
di Chad, dan reaksi dari Libya adalah peningkatan intervensi Libya di Chad.
Untuk pertama kalinya terjadi intervensi aktif pasukan angkatan darat Libya
malalui serangan - serangan terhadap pos - pos yang dimiliki pemerintah Chad di
daerah utara Chad. Serangan - serangan ini berhasil, Goukouni dan orang Libya
menguasai seluruh Prefektur BET. Reaksi Malloum atas serangan Goukouni dan Gaddafi
adalah memutuskan hubungan diplomatik dengan Libya pada tanggal 6 Februari 1978
dan melaporkan kepada PBB tentang intervensi Libya. Isu tentang pendudukan
Jalur Aouzou oleh Libya pun muncul lagi, namun, pada tanggal 19 Februari 1978,
setelah jatuhnya Faya, Malloum terpaksa menerima gencatan senjata dan menarik
tuntutannya. Gencatan senjata dapat tercapai karena Libya telah menghentikan
serangan Goukouni, selain itu Chad mendapat tekanan dari Perancis. Malloum dan
Gaddafi kembali membuka hubungan diplomatik pada tanggal 24 Februari 1978 di
Sebha Libya dan sebuah konferensi internasional sedang diadakan. Namun,
beberapa hari setelah gencatan senjata, Goukouni menyerbu ibukota Chad. Dalam
pertempuran yang berlangsung dua hari, dengan bantuan pasukan Perancis, Chad
dapat memukul mundur FROLINAT. Hanya beberapa bulan setelah serangan yang gagal
terhadap ibu kota Chad N’Djamena, pertikaian dalam FROLINAT menghancurkan
kesatuan FROLINAT serta melemahkan kekuasaan Libya di Chad.
·
Intervensi Libya
Berawal
dari Konferensi perdamaian Internasional di Nigeria, disetujui terbentuknya
pemerintahan baru Chad. Kondisi Chad dengan pemerintahan baru ini tidak berlangsung
menjadi aman dan tanpa ancaman. Masih ada kelompok yang merasa tidak puas dan
berusaha merebut kekuasaan pemerintah. Hal ini memaksa Goukouni menjalin
persahabatan dengan Libya. Perjanjian persahabatan memberi Libya tangan yang
bebas di Chad, mengesahkan kehadirannya di Chad, hal ini terutama jelas dalam
pasal pertama perjanjian itu yang tertulis bahwa kedua negara menjalankan
pertahanan yang menguntungkan.
·
Mundurnya Libya
Terjadi
perselisihan pada bulan Oktober di antara legiuner Islam Gaddafi dan pasukan
Goukouni, dan isu bahwa Acyl merencanakan kudeta untuk menguasai kepemimpinan
GUNT, Goukouni meminta pada tanggal 29 Oktober 1981 untuk menarik mundur
tentara Libya dari Chad, dimulai dari ibukota, yang akan selelsai pada tanggal
31 Desember 1981. Orang Libya akan digantikan oleh pasukan Inter-Afrika
Organisasi Kesatuan Afrika. Presiden Muammar Gaddafi menuruti dan pada tanggal
16 November semua pasukan Libya meninggalkan Chad, dan dilakukan distribusi pasukan
kembali di Jalur Aouzou.
Pasca
kemunduran Libya dari Chad, kondisi Chad masih dalam ketegangan. Situasi yang
memanas ini disebabkan berbagai peristiwa perang saudara. Dimulai dengan
pertempuran oleh pasukan Habre yang berusaha merebut pemerintahan. Rezim GUNT
tidak tinggal diam serangan Habre dibalas dan tindakan ini didukung Libya,
kembali Libya secara perlahan mulai ikut campur tangan dalam urusan dalam
negeri Chad. Melihat keadaan ini, Perancis yang sebelumnya mulai menjauh
kembali mendekat, Perancis dengan alasan ingin membasmi pemberontak dan
menghilangkan pengaruh Libya di Chad, kemudian melakukan serangan yang dikenal
dengan operasi Manta pada awal tahun 1984.
Relasi
Chad-Libya yang bermula dari konflik perbatasan dan meluas ke dalam masalah intervensi
Libya yang terlalu jauh tidak dapat dipisahkan dengan kehadiran Perancis. Setelah
melakukan operasi Manta, dengan menyetujui usul Muammar Gaddafi untuk sama-sama
mundur dari Chad dalam rangka perdamaian, Perancis marik mundur pasukannya.
Selama
periode antara tahun 1984 dan tahun 1986, tidak ada pertempuran. Situasi tenang
ini berakhir ketika Libya melakukan agresi untuk kesekian kalinya. Pada tanggal
14 Februari, Operasi Epervier dimulai, membawa 1.200 tentara Perancis dan
beberapa skuadron Jaguars di Chad. Agresi Perancis memaksa Libya melakukan
balas dendam, Libya kemudian menyerang balik melalui perang Tibesti. Dalam
perang ini Libya menderita kerugian. Rupanya Libya masih belum ingin menyerah,
perlawanan terakhir melalui perang Toyota. Kali ini musuh utama yang dihadapi
adalah pemerintah Chad sendiri yang berhasil menggulingkan kekuasaan pemerintah
sebelumnya yang pro Libya. Dan dalam perang ini sekali lagi Libya mengalami
kerugian dan menyetujui gencatan senjata.
III.
Upaya Mahkamah Internasional Dalam Mengatasi Konflik Jalur
Aozou
Mahkamah Internasional merupakan organisasi hukum utama PBB yang bertugas
memeriksa perselisihan atau sengketa antar negara dan memutuskan kasus
hukumnya. Keputusan yang diberikan Mahkamah Internasional bersifat mengikat
pihak yang bersengketa, sehingga negara yang bersangkutan wajib memenuhi
keputusan tersebut. Apabila negara yang bersengketa tidak menjalankan kewajiban
tersebut, negara lawan sengketa dapat mengajukan permohonan kepada Dewan
Keamanan PBB yang memiliki kewenangan untuk merekomendasikan agar keputusan itu
dilaksanakan. Tugas
lain dari Mahkamah Internasional adalah memecahkan masalah yang ada diantara
kedua Negara yang sedang mengalami bentrok yang tak terselesaikan.
Keputusan Mahkamah Internasional terkadang ada yang menguntungkan dan ada yang
tidak,meskipun keputusan tersebut ada yang merugikan salah satu pihak Negara
tersebut harus mengakui karena keputusan dari mahkamah internasional bersifat
paten dan tidak bias diganggu gugat dan apa bila ada Negara yang memprotes,
maka Negara tersebut akan terkena sanksi. Maka dari itu lebih baik menuruti
hasil yang telah ditetapkan oleh mahkamah internasional.
Ketika terdapat banyak pelanggaran gencatan senjata, insiden yang terjadi
relatif kecil. Kedua pemerintahan dengan segera memulai manuver diplomatik
untuk membawa kepada sisi mereka opini dunia atas kasus ini, bahwa konflik ini
berlanjut. Pemerintahan Reagan melihat bahwa pembukaan konflik ini adalah
kesempatan terbaik untuk menurunkan Gaddafi. Relasi antara kedua negara terus
menerus membaik, dengan Gaddafi memberi tanda bahwa ia menginginkan untuk
menormalisasikan relasi dengan pemerintah Chad, menuju poin pengakuan bahwa
perang itu telah menjadi sebuah kesalahan. Pada bulan Mei tahun 1988, pemimpin
Libya menyatakan bahwa ia akan mengakui Habré sebagai presiden Chad
"sebagai hadiah untuk Afrika"; hal ini memimpin ke arah pembukaan
kembali relasi diplomatik antara kedua engara pada tanggal 3 Oktober. Pada
tanggal 31 Agustus 1989, Chad dan Libya bertemu di Aljazair untuk
menegosiasikan Kerangka Pesetujuan dalam Perdamaian atas Perselisihan Teritori.
Gaddafi setuju untuk mendiskusikan dengan Habré tentang jalur Aouzou dan untuk
membawa hal ini ke Mahkamah Internasional untuk menjamin kekuasaan jika
pembicaraan bilateral gagal. Setelah setahun atas pembicaraan yang tidak
meyakinkan, kedua belah pihak memasukan hal ini pada bulan September tahun 1990
kepada Mahkamah Internasional.
Hubungan Chad-Libya
menjadi lebih baik ketika Idriss Deby yang didukung Libya menggantikan Habre pada tanggal 2
Desember. Gaddafi adalah kepala negara pertama yang mengakui rezim baru, dan ia
juga menandatangani perjanjian persahabatan dan kooperasi dalam berbagai
tingkat, tetapi Deby
menyatakan bahwa ia akan tetap bertempur untuk menjaga jalur tersebut jauh dari
tangan Libya.
Permasalahan Aouzou diakhiri dengan baik pada tanggal 3 Februari 1994
ketika hakim di Mahkamah Internasional dengan jumlah 16 banding 1 membuat Jalur
Aouzou menjadi milik Chad. Pengadilan atas kasus tersebut dilaksanakan tanpa
gangguan, keduanya menandatangani pada tanggal 4 April sebuah persetujuan berisi tentang
implementasi pengadilan. Dengan diawasi oleh pengamat internasional, mundurnya
tentara Libya dari jalur ditandai pada tanggal 15 April dan selesai pada
tanggal 10 Mei. Transfer terakhir terjadi pada tanggal 30 Mei ketika kedua
belah pihak menandatangani sebuah deklarasi gabungan yang menyatakan bahwa
mundurnya pasukan Libya telah berhasil.
D.
KESIMPULAN
Konflik antara Chad dan Libya
merupakan konflik yang memperebutkan jalur Aouzou. Jalur Aouzou diklaim sebagai wilayah yang kaya akan uranium, perselisihan atas kekuasaan daerah Aouzou antara Chad
dengan Libya meyebabkan munculnya konflik. Pada tahun 1973, Libya melakukan operasi militer di Jalur Aouzou
untuk mendapat akses mineral dan digunakan sebagai basis kekuasaan dalam
politik Chad. Adanya perang saudara yang terjadi di Chad sehingga Libya ikut
berperan untuk membantu Chad menyelesaikan perang saudara. Setelah berakhirnya
perang, Chad tidak langsung aman dari konflik, muncul konflik yang disebabkan
oleh tidak puasnya masyarakat terhadap pemerintahannya, Libya kemudian
mengintervensi Chad.
Hubungan Chad-Libya
menjadi lebih baik ketika Idriss Deby yang didukung Libya menggantikan Habre pada tanggal 2
Desember. Gaddafi adalah kepala negara pertama yang mengakui rezim baru, dan ia
juga menandatangani perjanjian persahabatan dan kooperasi dalam berbagai
tingkat, tetapi Deby
menyatakan bahwa ia akan tetap bertempur untuk menjaga jalur tersebut jauh dari
tangan Libya.
Permasalahan Aouzou diakhiri dengan baik pada tanggal 3 Februari 1994
ketika hakim di Mahkamah Internasional dengan jumlah 16 banding 1 membuat Jalur
Aouzou menjadi milik Chad. Pengadilan atas kasus tersebut dilaksanakan tanpa gangguan,
keduanya menandatangani pada
tanggal 4 April sebuah persetujuan berisi tentang implementasi pengadilan.
Dengan diawasi oleh pengamat internasional, mundurnya tentara Libya dari jalur
ditandai pada tanggal 15 April dan selesai pada tanggal 10 Mei. Transfer
terakhir terjadi pada tanggal 30 Mei ketika kedua belah pihak menandatangani
sebuah deklarasi gabungan yang menyatakan bahwa mundurnya pasukan Libya telah
berhasil.
E.
DAFTAR
PUSTAKA
Clayton, Frontiersmen, hal. 98
M. Brecher & J.
Wilkenfeld, A Study of Crisis,
hal. 84
R. Brian Ferguson, The State, Identity and Violence,
hal. 267
M. Brecher & J.
Wilkenfeld, hal. 85
G. Simons, Libya and the West, hal. 56
S. Nolutshungu, hal. 327
J. Wright, Libya, Chad and the Central Sahara,
hal. 130
M. Azevedo, hal. 145
Public sitting held on Monday 14 June
1993 in the case concerning Territorial Dispute (Libyan Arab Jamayiriya/Chad)" (PDF). International
Court of Justice.
Perang
Saudara di Chad, http://www.bimbie.com/sejarah-perang-saudara-di-chad-.htm , diakses
pada 3 April 2015
Jalur Auzou Chad-Libya, http://kampus-unimus.unimus.web.id/_b.php?_b=info&id=33979 , diakses
pada 4 April 2015
Jalur Aouzou, http://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_Aouzou, diakses pada 5
April 2015
Di Libya Daerah, http://www.floridafinisher.com/pro3/Di_Libya_Daerah.html,
diakses pada 5 April 2015